Peningkatan Kapasitas SDM Kelompok Tani Hutan

 

Basecamp Mamahak Teboq – PT Ratah Timber bersama Yayasan Inisiatif Borneo Lestari (IBL) menggelar pelatihan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia bagi kelompok tani hutan. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 1 sampai dengan 2 September 2022 di Basecamp Mamahak Teboq dan Lokasi Kemitraan PT Ratah Timber, yang dihadiri oleh anggota Kelompok Tani Hunge Palau. Pelatihan ini merupakan bagian dari kerjasama PT Ratah Timber dan IBL yaitu kegiatan “Percontohan Model Multiusaha” pada lanskap Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

“Pelatihan ini sangat jarang dan langka diadakan di PT Ratah Timber jadi kami berharap semua peserta dapat mengikuti dengan baik, materi yang disampaikan oleh narasumber menjadi bekal ilmu dan dapat diterapkan di lapangan secara berkelanjutan,” Subroto, S.Hut. Manager Camp PT Ratah Timber dalam sambutannya ketika membuka pelatihan.

Pelatihan ini diikuti oleh anggota Kelompok Tani Hutan Hunge Palau yang ada di Kampung Mamahak Teboq, anggota Kelompok Tani Wanita Kampung Mamahak Teboq, karyawan PT Ratah Timber dan penyuluh yang terdiri dari perwakilan Yayasan Inisiatif Borneo Lestari (IBL), Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman. Peserta pelatihan sangat antusias dalam mengikuti setiap materi yang disampaikan, terlihat dari adanya interaksi aktif dalam diskusi dengan narasumber.

Terdapat 2 materi yang di sampaikan dalam pelatihan ini yakni Pembuatan Persemaian oleh Dr. Ir. Suparjo, M.P. dari Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Sengon dan Balsa oleh Dr.rer.nat. Harmonis, S.Hut., M.Sc. dari Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman Samarinda.

Didalam Materi Pertama disampaikan bahwa salah satu faktor yang berperan serta menentukan keberhasilan kegiatan penanaman adalah ketersediaan bibit berkualitas. Bibit yang berkualitas dapat ditandai oleh kemampuan dalam beradaptasi terhadap lingkungan yang baru, dapat tumbuh dengan baik jika ditanam di lapangan, sehat, dan seragam. Oleh karena itu, diperlukan teknik-teknik pembibitan yang baik mulai dari, penyiapan sarana dan prasarana pembibitan, pengadaan benih, penyiapan media kecambah dan sapih, perlakuan benih, penyemaian, pemeliharaan bibit, hingga seleksi bibit terbaik untuk penananam.

Adapun Materi Kedua berkaitan dengan pengendalian hama dan penyakit yang dapat dilakukan dengan pengendalian secara fisik-mekanik, hayati, silvikultur, genetik, kimiawi, dan terpadu.

 

“Kami anggota Kelompok Tani sangat berterima kasih, melalui pelatihan ini kami banyak menerima informasi baik itu cara menanam, musuh tanaman dan hama, sehingga dapat memelihara tanaman dengan kedepannya,” kata Hajang Liah Ding Pengurus KTH Hunge Palau.

 

Angga PS

RTC