RINGKASAN KEGIATAN KELOLA LINGKUNGAN TAHUN 2016

Laporan Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Kelola Lingkungan dilakukan oleh Tim dari Unit Kelola Lingkungan PT. Ratah Timber. Dokumen ini selain sebagai bahan evaluasi unit kelola lingkungan juga dimaksudkan untuk memenuhi prinsip, kriteria dan indikator PHPL khususnya untuk indikator yang berkaitan dengan bidang lingkungan.

Pengumpulan data dalam rangka pemantauan dan evaluasi Unit Kelola Lingkungan didasarkan dari hasil Rencana Pengelolaan dan Pemantauan HCV, Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL) dan Rencana Kelola Lingkungan (RKL) yang ada di kawasan PT. Ratah Timber.

Hasil pemantauan dan evaluasi kegiatan kelola lingkungan selain berdasarkan data sekunder juga mengacu pada data primer yang didapatkan dari lapangan.

Kami berharap semoga hasil laporan ini mendapatkan masukkan maupun saran agar lebih baik dan memberikan manfaat sebagaimana yang diharapkan.

Dalam kurun waktu 2011 hingga 2016, permanent sample plot (PSP) dilakukan di blok tebangan, 5 (lima) tipe hutan serta kawasan ecoton dan plot biodiversity, yaitu : blok RKT 2011, 2012, 2013, 2014, 2016, tipe hutan mixed or hill dipterocarp forest on sedimentary rock, mixed or hill dipterocarp forest on vulkanic rock, riparian, heat forest, karst forest serta kawasan ecoton dan plot biodiversity.  Perkembangan dinamika vegetasi menunjukkan kearah perbaikan yang signifikan.
Dari hasil monitoring dan evaluasi di blok RKT 2011, 2012, 2013, 2014, 2016 diketahui bahwa kondisi hutan bekas tebangan memiliki Indeks Kesamaan Komunitas (IS) mencapai 54,70% dari hutan primer. Hal ini selaras dengan semakin mantapnya Indeks Keanekaragaman (H’) yang berkisar antara 2,7 hingga 3,1 (sedang). Dari hasil monitoring dan evaluasi diketahui pula bahwa penyusun utama tegakan di hutan PT. Ratah Timber yang mendominasi untuk Permanent Sample Plot (PSP) adalah family Dipterocarpaceae, jenis meranti, keruing, bengkirai, dengan tingkat kerapatan tegakan lebih dari 100 pohon per hektar (tingkat pohon 20 cm up). Dari hasil monitoring dan evaluasi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam Permanent Sample Plot (PSP) di blok tebangan sudah mengalami perkembangan dinamika vegetasi yang cukup baik.

Grafik perubahan Permanent Sample Plot (PSP) berdasarkan hasil Indeks Keanekaragaman Jenis (H’) tingkat Pohon.

 Pengukuran biodiversity di PT. Ratah Timber dilakukan untuk mengukur tingkat keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna yang ada di dalam kawasan PT. Ratah Timber, dimana dalam pengukurannya terbagi kedalam 6 stratum class berdasarkan peta penutupan lahan, yang mana dalam 1 stratum class terdapat 10 plot biodiversity sehingga jumlah keseluruhan plot biodiversity yang ada di PT. Ratah Timber sebanyak 60 plot dan jumlah biomass yang terdapat di PT. Ratah Timber sebesar 351,4 ton/Ha pada saat pembuatan dan 435,5 ton/Ha pada saat monitoring dan evaluasi. Untuk monitoring fauna yang pada awalnya menggunakan camera trap, di tahun 2016 menggunakan metode line transek distance.

Hasil monitoring dan evaluasi di kawasan pelestarian plasma nutfah (KPPN) untuk jenis flora dan fauna yang dilindungi adalah jenis flora dan fauna yang hampir punah di habitatnya. Jenis flora yang dilindungi pada luasan 1.284 Ha di Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah (KPPN) dengan sampel sebanyak 5 (lima) jalur di PT. Ratah Timber adalah jenis durian (Durio zibethinus) sebanyak 15 pohon, tengkawang (Shorea pinanga) sebanyak 41 pohon, ulin (Eusideroxylon zwageri) sebanyak 3 pohon, jelutung (Dyera costulata) sebanyak 3 pohon, kapul (Baccaurea dulcis) sebanyak 11 pohon, rambutan (Nephelium lappaceum) sebanyak 9 pohon, dan campedak (Arthocarpus champedan) sebanyak 8 pohon. Jenis-jenis tersebut dikatakan paling dilindungi karena keberadaannya yang hampir punah dan jenis tersebut yang paling banyak dicari masyarakat desa sekitar PT. Ratah Timber.
Jadi hasil keseluruhan untuk data hasil rekapitulasi didapat untuk kelas diameter 20-29 cm sebanyak 511 pohon, 30-39 cm sebanyak 321 pohon, 40-49 cm sebanyak 216 pohon, 50 cm-Up sebanyak 303 pohon, dengan jumlah keseluruhan 1.351 pohon.
Hasil analisa dinamika tegakan hutan kerangas dilokasi KPPN tingkat pohon untuk jalur 1 didapatkan hasil sebagai berikut: kerapatan jenis 186 pohon/Ha, LBDS 50,84 m2, INP 300 dan H’ = 2,9.
Adapun jenis fauna yang terdapat di kawasan pelestarian plasma nutfah yang termasuk dalam fauna dilindungi adalah burung tiung, beruang madu, burung enggang, biawak air tawar, owa-owa, kijang, payau, pelanduk, macan dahan, landak dan kucing hutan. Dimana dalam pengamatannya dilakukan dengan cara: melihat jejak, suara, kotoran dan pertemuan langsung.

Berdasarkan hasil identifikasi dan monitoring fauna tahun 2016 yang dilakukan dalam kawasan PT. Ratah Timber dengan mengambil 16 jalur transek telah diidentifikasi sedikitnya 24 jenis mamalia yang termasuk ke dalam 13 famili, 151 jenis burung yang termasuk ke dalam 38 famili, dan 23 jenis herpetofauna, dimana 13 jenis amphibi yang terdiri dari 3 famili dan 10 jenis reptil dari 5 famili.

•    Class Mammalia
Jenis mamalia yang banyak dijumpai terdiri dari: Tupaia tana, Macroglossus minimus, Macaca fascicularis, Macaca nemestrina, Presbytis rubicunda, Hylobates muelleri, Manis javanica, Callosciurus notatus, Callosciurus prevostii, Sundasciurus lowii, Sundasciurus tenuis, Ratufa affinis, Hystrix brachyura, Helarctos malayanus, Paguma larvata, Viverra tangalunga, Neofelis diardii, Sus barbatus, Tragulus kanchil, Tragulus napu, Muntiacus atherodes,  Muntiacus muntjak, Cervus timorensis, Cervus unicolor

•    Class Burung
Jenis burung yang dijumpai terdiri dari: Bucerotidae, Accipitridae, Nectariniidae, Alcedinidae, Argusianus argus, Buceros vigil, Alcedo euryzona, Lophura bulweri, Prionochilus xanthopygyus, Lonchura fuscans


•    Class Herpetofauna
Jenis amphibi yang ditemui masuk dalam 3 famili yaitu: Bufonidae, Ranidae, Rhacophoridae. Sedangkan untuk reptilia terdiri dari 5 famili yaitu: Agamidae, Colubridae, Scincidae, Gekkonidae, Varanidae

Hasil pemantauan burung Ibis Karau (Pseudibis davisoni) menunjukkan bahwa hasil pemantauan HCV di PT. Ratah Timber ditemukan bahwa burung ibis karau dalam melakukan aktivitas biasanya berkelompok 5-6 ekor di tahun 2012, 2-3 ekor di tahun 2013, 1-2 ekor di tahun 2014 dan 1 ekor di tahun 2015 dan 2016 yang masuk dalam kawasan PT. Ratah Timber. Burung ibis karau (Pseudibis davisoni) sering melakukan migrasi untuk mencari makan dan minum.

Kualitas Fisik dan kimia Sampel Air di Areal IUPHHK-HA PT. Ratah Timber.

Berdasarkan Klasifikasi Iklim menurut Schmidt dan Ferguson bahwa wilayah pengukuran curah hujan PT. Ratah Timber termasuk wilayah dengan tipe iklim sangat basah (tipe A) dengan nilai Q = 0% (tidak ada bulan kering dengan curah hujan < 60 mm). Curah hujan tahunan di wilayah ini adalah sebesar 3322 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 292 hari, suhu udara rata-rata siang 31,4 0C dan malam 23,4 0C serta kelembaban udara 50,2 %.
Rata-rata curah hujan tertinggi terjadi pada bulan September sebesar 348 mm dengan 30 hari hujan, sedangkan jumlah curah hujan terendah terjadi pada bulan Juli sebesar 204 mm dengan 16 hari hujan.
Secara klimatis kondisi lingkungan pada areal PT. Ratah Timber mempunyai suhu dan kelembaban udara beragam. Suhu di areal PT. Ratah Timber berkisar antara 31 – 32 0C pada siang hari dan 23 – 24,4 0C pada malam hari, sedangkan kelembaban udaranya berkisar antara 46 – 55 %.

Sedangkan untuk pemantauan erosi yang dilakukan di 3 (tiga) lokasi, yaitu : bekas jalan sarad, bekas jalan cabang dan bekas TPn didapatkan hasil bahwa pemantauan erosi untuk lokasi di Blok RKT 2011, 2012 dan 2013, 2014 sudah tertutup atau mengalami kondisi yang sangat baik karena tumbuhnya tanaman fast growing seperti tanaman cover crop, pohon mahang, pohon jabon dan anakan meranti yang tumbuh di lokasi bak erosi dan bekas jalan sarad, jalan cabang maupun bekas TPn.
Untuk pemantauan yang masih dilakukan di Blok RKT 2015 dan 2016, adapun untuk pemantauan di Blok RKT 2015 di bekas jalan cabang dan bekas TPN masih menunjukkan tingkat erosi yang sedang dan cenderung menurun sejalan dengan adanya penutupan tanah oleh tanaman fast growing (cover crop), sedangkan di bekas jalan sarad sudah mengalami penutupan oleh adanya pertumbuhan anakan pohon meranti, tengkawang dan covercrop di dalam dan di sekitar bak erosi.
Pemantauan erosi di Blok RKT 2016 bekas jalan sarad, bekas jalan cabang dan bekas TPn masih mengalami tingkat erosi yang cukup besar sampai sedang, dikarenakan masih belum adanya penutupan tanah oleh tanaman fast growing maupun anakan pohon jabon, pohon mahang dan pohon penutup lainnya, pengaruh tekstur tanah yang berpasir dan berbatu kerikil (tipe hutan karst) sehingga menyebabkan kondisi tanah menjadi labil.