RINGKASAN MONITORING Social Impact Assessment ( SIA ) Tahun 2023

Written by Romeo on .

 

Sustainable Forest Management (SFM) atau pengelolaan hutan secara lestari merupakan sistem pengelolaan hutan yang mengintegrasikan pertimbangan aspek produksi/ekonomi, aspek lingkungan dan aspek sosial secara bersamaan dalam setiap tindakan yang dilakukan. Saat ini setiap unit manajemen pengelolaan hutan wajib memperhatikan secara serius kelola sosial, seperti halnya dengan perhatian terhadap aspek produksi dan aspek ekologi. Unit manajemen yang ingin menerapkan sistem pengelolaan hutan lestari harus memiliki rencana kerja yang terprogram berdasarkan data-data sosial yang terdapat dalam masyarakat di sekitar/di dalam konsesi unit manajemen. PT. Ratah Timber mendapatkan perpanjangan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.359/Menhut-II/2009 tanggal 18 Juni 2009,  seluas ± 93.425 Ha pada periode berikutnya selama 45 tahun terhitung sejak tanggal 8 November 2010. Kemudian pada tahun 2021 terdapat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan berdasarkan SK.525/MenLHK/Setjen/HPL.0/8/2021 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.359/Menhut-II/2009 Tanggal 18 Juni 2009 Tentang Perpanjangan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Alam PT Ratah Timber Atas Areal Hutan Produksi Seluas ± 93.425 Ha Di Provinsi Kalimantan Timur

Jumlah penduduk di kampung-kampung sekitar areal kerja PT. Ratah Timber tercatat sebanyak 9.342 jiwa (3.016 kk) yang tersebar di 12 kampung, yakni kampung Mamahak Teboq, Sirau, Lutan, Datah Bilang Ulu, Datah Bilang Baru, Datah Bilang Ilir, Long Hubung, Long Hubung Ulu, Muara Ratah, Danum Paroy, Long Gelawang, Nyaribungan. Rata-rata kepadatan penduduk kampung di sekitar areal PT. Ratah Timber sebesar 9,91 jiwa per Km2. Kepadatan penduduk terbesar ditempati kampung Datah Bilang Baru sebesar 77  jiwa per Km2 dan terendah kampung Nyaribungan sebesar 1,52  jiwa per Km2. Jumlah kepala keluarga di 12 kampung yang berada di sekitar PT Ratah Timber sebanyak 3.016 kepala keluarga.

Dari hasil analisis terhadap data dan informasi yang dikumpulkan dalam survei lapangan  dan analisis data sekunder dapat diketahui dampak sosial yang terjadi akibat kegiatan PT. Ratah Timber sebagaimana akan diuraikan berikut. Berdasarkan asal daerah, sebagian besar tenaga kerja PT. Ratah Timber merupakan tenaga kerja lokal yang berasal dari kampung-kampung sekitar areal kerja dan sekitarnya, yakni sebanyak 141 orang dengan persentase 70,15%, sedangkan tenaga kerja pendatang dari luar daerah hanya 60 orang dengan persentase 29,85%. Tenaga kerja lokal yang telah di didentifikasi adalah mereka yang berasal dari Kabupaten Mahakam Ulu dan Kutai Barat. Hal ini menunjukkan bahwa PT Ratah Timber juga memiliki kontribusi dalam penanganan pengangguran dan penerimaan tenaga kerja lokal, serta memberikan kesempatan terhadap tenaga kerja lokal dengan mengutamakan warga sekitar sesuai dengan kebutuhan perusahaan PT Ratah Timber.

Adapun jenis kegiatan di unit Kelola Sosial PT Ratah Timber antara lain Pemberian Kompensasi ke Kampung, Kompensasi Produksi, Kegiatan Bidang pendidikan, Kegiatan Bidang Keagamaan, Bidang Budaya dan Olah Raga, Kemitraan Kehutanan, Pelatihan Poktan. PT Ratah Timber merencanakan anggaran biaya kelola sosial yang tertuang di dalam rencana kerja anggaran perusahaan PT. Ratah Timber tahun 2022 sebesar Rp. 1.132.500.000,- yang digunakan untuk mendukung program kegiatan unit kelola sosial.

Dampak dari kegiatan pengelolaan yang dilakukan PT Ratah Timber di 12 kampung yakni terdapat persepsi-persepsi yang muncul dari masyarakat baik persepsi positif mapun persepsi negatif. Dampak dari kegiatan pengelolaan tidak hanya dirasakan oleh masyarakat sekitar, namun juga dirasakan oleh para karyawan yang bekerja di dalam perusahaan PT Ratah Timber. Persepsi Positif yang dirasakan oleh masyarakat kampung sekitar areal PT Ratah Timber dari hasil wawancara antara lain :

  1. Bantuan material kayu untuk perbaikan rumah warga
  2. Meningkatkan perekonomian masyarakat
  3. Menciptakan kesempatan kerja
  4. Banyak karyawan yang belanja di toko/kios di kampung
  5. Memberikan bantuan pembangunan jalan kampung
  6. Memberikan bantuan beasiswa dan honor guru untuk tingkat SD dan SMP.
  7. Memberikan batuan dana operasinal kampung
  8. Memberikan dana kompensasi
  9. Bantuan kayu untuk sarpras kampung
  10. Bantuan kayu untuk lungun ( peti mati )
  11. Memberikan bantuan perbaikan sarana ibadah
  12. Dapat menjual sayuran, buah-buahan, dan ikan
  13. Kemitraan Kehutanan ( perkebunan karet dan sengon )
  14. Memberikan akses jalan dan perbaikan jalan
  15. Membatu akomodasi dalam pemeliharaan tata batas wilayah kampung dan wilayah adat

 Sedangkan persepsi positif yang dirasakan oleh para karyawan yang bekerja di perusahaan antara lain :

  1. Memiliki penghasilan yang tetap
  2. Mendapatkan fasilitas APD lapangan seperti sepatu safety
  3. Membantu perekonomian
  4. Mendapatkan Fasilitas mess
  5. Program jaminan kesehatan, jaminan pensiun, jaminan hari tua, jaminan ketenagakerjaan
  6. Pelatihan dan diklat yang dapat menambah pengetahuan

Selain Persepsi postif hasil wawancara yang dilakukan juga timbul adanya persepsi negatif dari masyarakat antara lain :

  1. Polusi udara yang diakibatkan adanya kegiatan hauling
  2. Belum ada program / kegiatan yang diberikan perusahaan kepada masyarakat untuk membangun perekonomian masyarakat
  3. Melarang masyarakat berladang
  4. Tidak memberikan akses untuk ke Ladang
  5. Tidak Memberikan manfaat untuk masyarakat karena bantuan – bantuan yang diberikan tidak menyentuh langsung ke masyarakat
  6. Bantuan yang diberikan hanya uang fee
  7. Komunikasi perusahaan hanya kepada aparat kampung saja
  8. Sedangkan bagi karyawan perusahaan persepsi negative yang ada antar lain :
  9. Jauh dari fasilitas kesehatan ( Rumah sakit )
  10. Jaringan komunikasi belum memadai (kapasitas wifi terbatas)
  11. Jauh dari keluarga

Hasil persepsi ini merupakan hasil dari wawancara secara langsung kepada masyarakat dan pekerja dengan melibatkan semua gender, umur yang beragam dari yang muda sampai yang tua, apparat kampung dan juga masyarakat, dan juga karyawan perusahaan baik perempuan dan juga laki-laki.

 

 

 

 

 

 

 

 

PEMANTAUAN/MONITORING SATWALIAR

Written by Irfan-Bantista on .

Abstrak

Satwaliar merupakan komponen yang penting dalam menilai kondisi kesehatan suatu ekosistem hutan karena ekosistem hutan yang stabil mempunyai komposisi satwaliar yang juga stabil ataupun lengkap, baik menurut spesies/jenis, struktur, strata wilayah maupun keanekaragaman satwaliar. Apabila suatu ekosistem mempunyai strata hutan yang lengkap, maka keberadaan satwaliar juga akan ditemukan di seluruh strata hutan tersebut mulai dari satwaliar yang hidup di lantai hutan (terestrial) hingga di strata tajuk atas (arboreal).

Di samping itu, keberadaan satwaliar sangat penting bagi ekosistem hutan agar tidak terjadinya sindrom “empty forest” dan “ecologically dead”. Isu utama dari kejadian kepunahan satwaliar adalah kehilangan habitat (habitat loss) dan pemanfaatan yang berlebihan. Sementara itu, hutan produksi merupakan wilayah yang esensial bagi kegiatan konservasi satwaliar karena sebagian besar kawasan hutan di Indonesia merupakan hutan produksi dengan proporsi mencapai 57%. Upaya kesuksesan konservasi satwaliar sangat memerlukan kombinasi pendekatan antara pendekatan ekosistem dan pendekatan lansekap karena pergerakan satwaliar yang spesifik dan luas. Dengan demikian, hutan produksi dapat berperan sebagai koridor ekologi bagi satwaliar yang berada di kawasan sekitarnya seperti kawasan hutan lindung ataupun hutan konservasi, bahkan sebaliknya hutan produksi dapat menjadi habitat utama bagi satwaliar yang mempunyai koridor ekologi di kawasan sekitarnya seperti Areal Peruntukan Lain (APL) yang berpotensi menimbulkan konflik horizontal terhadap masyarakat.

Sebagai bentuk komitmen perusahaan, maka PBPH PT. Ratah Timber terus melakukan identifikasi dan monitoring terhadap fauna yang berada di dalam kawasan pengelolaan hingga Agustus 2022. Kegiatan monitoring dilakukan di seluruh kawasan PT. Ratah Timber, baik areal produksi (Blok RKT Tahun 2023, 2022, 2021, 2020, 2019, 2018, 2017, 2016, 2015, dan 2014), areal lindung (Kawasan Konservasi In-Situ dan Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah Unit I Sungai Pariq, Kawasan Konservasi In-Situ dan Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah Unit II Sungai Titiq, Kawasan High Conservation Value Forest Sungai Benuang, Kawasan Koridor Satwa & Sumber Mata Air/SPAN, serta Kawasan Lindung Sempadan Sungai), maupun areal non-produksi (permukiman/camp & sepanjang jalan logging).

PBPH PT. Ratah Timber telah berhasil mengidentifikasi mamalia sebanyak 58 spesies, satwa burung sebanyak 106 spesies, 30 spesies amphibi, 18 spesies reptil, dan 34 spesies ikan, bahkan berbagai kelompok serangga yang terdiri dari 34 morfospesies semut (famili Formicidae), 115 morfospesies kelompok Hymnoptera, 61 morfospesies kelompok Diptera, dan 178 morfospesies kelompok kumbang.

 

 

 

Kondisi satwaliar di wilayah PT. Ratah Timber masih baik yang diindikasikan oleh beberapa hal, yaitu (1) jumlah spesies baru masih ditemukan dan memungkinkan masih dapat terus bertambah (bertambah satu jenis mamalia dan satu jenis reptil); (2) masih adanya penemuan-penemuan kembali berbagai spesies yang dilindungi, terancam punah, langka, jarang, dan endemik, serta penting bagi kepentingan konservasi satwaliar; (3) berbagai speises yang berperan sebagai keystone species, umbrella species, dan indicator species masih ditemukan; (4) individu jantan dan betina, serta individu yang berumur muda dan anak masih ditemukan pada beberapa spesies yang tergolong pada poin 2 dan poin 3; serta (5) penemuan spesies-spesies pada kedua zona, baik zona/areal produksi maupun zona lindung. Dengan kata lain, kondisi hutan di wilayah PT. Ratah Timber pun juga dapat diindikasikan masih sehat dan baik terutama untuk areal/zona produksi yang juga telah menerapkan prinsip Reduce Impact Logging (RIL). Oleh karena itu, PT. Ratah Timber dapat dikatakan telah menerapkan prinsip pengelolaan hutan produksi yang lestari.

PEMANTAUAN/MONITORING FLORA

Written by Irfan-Bantista on .

ABSTRAK

Sebagai bentuk komitmen dan kesadaran PBPH PT. Ratah Timber terhadap konservasi lingkungan terutama konservasi keanekaragaman hayati, maka perusahaan menjaga dan memantau ekosistem perbukitan campuran Dipterocarpaceae pada batuan sedimen yang penting secara ekologis. Ekosistem tersebut terletak di dalam areal produksi perusahaan berupa Blok RKT 2018. Pemantauan dilakukan menggunakan metode Plot Permanent Sampling (PSP) sepanjang 4 km dengan membuat jalur berpetak.

PBPH PT. Ratah Timber memiliki kondisi yang masih baik danmenunjukkan proses suksesi yang positif selama kurun waktu lima tahun setelah penebangan (Et+5). Pada hutan tersebut masih ditemukan 79 jenis dan 41 famili tumbuhan. Meskipun cenderung mengalami penurunan pada aspek jumlah jenis, namun pada aspek jumlah famili mengalami peningkatan. Setiap tingkat pertumbuhan cenderung mengalami peningkatan, dimana tingkat pohon hampir menyerupai kondisi pada awal sebelum penebangan serta hanya tingkat tiang yang masih lebih sedikit dari sebelumnya. Sementara itu, famili Dipterocarpaceae pun masih memiliki jumlah jenis yang paling dominan, bahkan Indeks Nilai Penting (INP) tumbuhan tersebut memiliki nilai tertinggi pada tingkat pertumbuhan pancang (25,28%), sedangkan pada tingkat pohon tertinggi ke-2setelah famili Lauraceae (60,54%). Sebaran struktur horizontal pada kelas diameter (dbh) juga mengindikasikan kondisi hutan hujan tropis tegakan tidak seumur yang normal karena membentuk kurva “J” dengan dominasi pada kelas diameter kecil dan sangat kecil. Selain itu, sebaran kelas diameter >60 cm juga masih didominasi oleh famili Dipterocarpaceae dengan persentase 33,33%. Jenis tengkawangmerupakan tumbuhan yang mendominasi pada kelas diameter besar dan sangat besar dengan persentase 14,29%.

Disamping itu, nilai keanekaragaman Shannon-Wiener (H’) di PSP Blok RKT 2018 (Et+5) berkisar 2,58-3,69 yang bermakna sedang sampai tinggi. Bahkan tingkat mortalitas tegakan yang masih normal terjadi di hutan primer ditunjukkan juga di hutan PSP Bllok RKT 2018 (et+5) dengan nilai 20,81% (92 individu tegakan) atau dengan kata lain ada tegakan vegetasi yang mati sebanyak 14 individu (3,13%) dalam setahun. Dengan demikian, proses suksesi yang sedang dan telah terjadi diindikasikan pada tahapan nudation, migrasi, ecesis, agregation, evolution of community relationship, invasion, reaction, dan stabilization. Proses suksesi secara alami masih terus terjadi secara positif meskipun perkembangannya masih perlu terus dipantau untuk mengetahui tingkat keperluan campur tangan (treatment) manusia di dalam proses suksesinya tersebut, seperti kegiatan pengayaan.

 

 

RKU PHHK Berbasis IHMB Periode 2021-2030

Written by Romeo on .

PT Ratah Timber telah memperoleh persetujuan Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam Pada Hutan Produksi Berbasis IHMB Periode Tahun 2021-2030, sesuai surat Keputusan Menteri Lingkungan hidup dan Kehutanan Nomor : SK.483/MenLHK-PHPL/UHP/HPL.1/2/2020 pada tanggal 5 Pebruari 2020.

Surat Keputusan RKU PHHK-HA Pada Hutan Produksi ini berlaku sejak tanggal 1 Januari 2021 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2030.

Etat luas Tahunan seluas 2.313 ha/tahun dan etat volume sebesar 189.525 m3/tahun serta JPT tahunan sebesar 106.134 m3/tahun.

Adapun lokasi RKUPHHK Periode Tahun 2021-2030 seperti Peta dibawah ini.

 

Lomba Lukis Tingkat SD "Tema Bahaya Kebakaran Hutan dan Lahan Bagi Kelangsungan Hidup Manusia dan Lingkungan"

on .

Pada hari Sabtu tgl 4 Mei 2019 bertempat di ruang Bangkirai PT Ratah Timber,  Unit Kamlinhut bekerjsama dengan Unit Kelola Sosial menyelenggarakan Lomba Lukis Tingkat SD se- Kec. LongHubung mengusung tema : Bahaya Kebakaran Hutan dan Lahan Bagi Kelangsungan Hidup Manusia dan Lingkungan.

Maksud dan tujuan dari kegiatan tersebut adalah :

  • Bagi siswa/siswi : kegiatan ini merupakan event atau ruang untuk menunjukkan bakat /kemampuan melukis
  • Bagi sekolah : mengukur kemampuan anak dalam olah seni khususnya bidang melukis serta kemampuan kognitif anak didik dalam memahami fenomena dan masalah alam yang kemudian dituangkan dalam gambar atau lukisan.
  • Bagi Perusahaan merupakan upaya melakukan langkah pre-emtif melalui edukasi kepada masyarakat terutama pada masa usia dini tentang bahaya kebakaran hutan.

 

Perlombaan lukis ini diikuti oleh 6 ( enam ) Sekolah Dasar yaitu : SDN 001 Long Hubung, SDN 002 dan 003 Datah Bilang, SDN 005 Lutan serta SDN 007 dan 008 Kampung Mamahak Teboq. Peserta lomba sebanyak 12 murid mulai dari kelas 5 dan kelas 6. Pemenang pada kegiatan lomba lukis ini mendapatkan hadiah berupa piala dan sertifikat dari perusahaan.