Rencana Kerja Tahun (RKT) Tahun 2023

Written by Angga on .

PT Ratah Timber secara "Persetujuan Sendiri" telah menetapkan RKT Tahun 2023, sesuai Surat Keputusan Direktur Utama PT Ratah Timber Nomor : 001/RTC.S/D.2.d/ I/2023 pada tanggal 3 Januari 2023.

Surat Keputusan RKT ini berlaku pada tanggal 3 Januari 2023 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2023.

Target tebangan tahunan seluas 1.255,35 Ha dengan volume tebangan maksimal sebesar 53.218,41 M3.

Target untuk Kelompok Meranti sebesar 52.371,15 M3, Kelompok Rimba Campuran sebesar 811,34 M3 dan Kelompok Kayu Indah sebesar 36,33 M3.

Adapun lokasi RKT Tahun 2023 seperti peta di bawah.

Nilai Penting Wilayah Hutan Sungai Pariq

Written by Irfan-Bantista on .

Kawasan hutan Sungai Pariq di wilayah bagian Barat PT. Ratah Timber merupakan kawasan lindung. Ada dua penetapan kawasan lindung di wilayah tersebut yaitu Kawasan Konservasi In-Situ dan Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah (KPPN). Penetapan tersebut berdasarkan pada kondisi hutan pada wilayah tersebut yang tergolong masih primer (virgin) dibandingkan seluruh areal yang ada di kawasan hutan Di samping itu, wilayah hutan Sungai Pariq memiliki fungsi yang strategis bagi konservasi biodiversitas karena wilayah hutan ini berdekatan dengan Hutan Lindung Buring Ayok.

Dengan demikian, wilayah hutan Sungai Pariq dapat berperan sebagai sumber habitat utama bagi spesies-spesies yang langka, jarang, terancam, dan endemik (Rare Threatened Endemic/RTE) ataupun koridor ekologi bagi spesies yang memiliki habitat utama di Hutan Lindung Buring Ayok. Nilai strategis ini yang sangat berperan agar tidak terjadinya konflik horizontal terhadap masyarakat sekitar hutan sebagaimana yang sering terjadi di daerah Sumatera dan Jawa.

Setidaknya ada tiga (3) tipe ekosistem yang berada di wilayah hutan Sungai Pariq, yaitu ekosistem karst (karst forest ecosystem), ekosistem perenget (heat forest ecosystem), dan hutan Dipterocarp perbukitan-campuran di batuan sedimen (mix or hill Dipterocarp forest on sedimentary rock). Keanekaragaman ekosistem tersebut juga turut berpengaruh terhadap keanekaragaman pada tingkat spesies satwaliar yang cenderung sangat tinggi dibandingkan seluruh wilayah hutan di PT. Ratah Timber.

Salah satu spesies yang sangat penting bagi konservasi spesies satwaliar adalah keberadaan badak Kalimantan (Dicerorhinus sumatrensis harrissoni) di wilayah hutan Sungai Pariq. Beberapa spesies satwaliar RTE lain yang masih ditemukan menunjukan bahwa dengan adanya kegiatan perusahaan tetap dapat mempertahankan keberadaan satwaliar tersebut.

 

Bahkan keanekaragaman ikan di wilayah perairan Sungai Pariq juga paling tertinggi dibandingkan wilayah perairan lainnya yang berada di DAS Mahakam wilayah PT. Ratah Timber. Setidaknya ditemukan 37 jenis ikan yang berada di perairan Sungai Pariq. Hal tersebut juga ditunjukkan oleh keberadaan buaya sinyulong (Tomistoma schlegelii) yang masih melimpah di wilayah perairan Sungai Pariq, dimana salah satu kriteria habitat dari jenis buaya tersebut memerlukan kelimpahan ikan yang tinggi.

Selain itu, pada wilayah hutan Sungai Pariq ditemukan banyak sumber air terjun. Setidaknya telah tercatat 3 titik air terjun yang berhasil ditemukan oleh PT. Ratah Timber. Dengan segala potensi yang dimiliki oleh wilayah hutan Sungai Pariq, maka wilayah tersebut sangat berpotensi untuk dikembangkan dalam bidang konservasi biodiversitas, ekowisata, pendidikan dan penelitian baik berbasis konservasi maupun pemanfaatan hidrologi (air terjun), dan bidang lainnya yang masih mungkin teridentifikasi ke depannya. Oleh karena itu, wilayah hutan Sungai Pariq yang merupakan kawasan lindung perusahaan ini sangat penting keberadaannya sehingga sangat perlu dijaga, baik kondisi keutuhannya dan kondisi fungsionalnya.

 

 

Monitoring Satwa Liar di Area PT Ratah Timber

Written by Bantista on .

Abstrak

Satwaliar merupakan komponen yang penting dalam menilai kondisi kesehatan suatu ekosistem hutan karena ekosistem hutan yang stabil mempunyai komposisi satwaliar yang juga stabil ataupun lengkap, baik menurut spesies/jenis, struktur, strata wilayah maupun keanekaragaman satwaliar. Apabila suatu ekosistem mempunyai strata hutan yang lengkap, maka keberadaan satwaliar juga akan ditemukan di seluruh strata hutan tersebut mulai dari satwaliar yang hidup di lantai hutan (terestrial) hingga di strata tajuk atas (arboreal). Di samping itu, keberadaan satwaliar sangat penting bagi ekosistem hutan agar tidak terjadinya sindrom “empty forest” dan “ecologically dead”. Isu utama dari kejadian kepunahan satwaliar adalah kehilangan habitat (habitat loss) dan pemanfaatan yang berlebihan. Sementara itu, hutan produksi merupakan wilayah yang esensial bagi kegiatan konservasi satwaliar karena sebagian besar kawasan hutan di Indonesia merupakan hutan produksi dengan proporsi mencapai 57%. Upaya kesuksesan konservasi satwaliar sangat memerlukan kombinasi pendekatan antara pendekatan ekosistem dan pendekatan lansekap karena pergerakan satwaliar yang spesifik dan luas. Dengan demikian, hutan produksi dapat berperan sebagai koridor ekologi bagi satwaliar yang berada di kawasan sekitarnya seperti kawasan hutan lindung ataupun hutan konservasi, bahkan sebaliknya hutan produksi dapat menjadi habitat utama bagi satwaliar yang mempunyai koridor ekologi di kawasan sekitarnya seperti Areal Peruntukan Lain (APL) yang berpotensi menimbulkan konflik horizontal terhadap masyarakat.

Sebagai bentuk komitmen perusahaan, maka PT. Ratah Timber terus melakukan identifikasi dan monitoring terhadap fauna yang berada di dalam kawasan pengelolaan hingga Agustus 2021. Kegiatan monitoring dilakukan di seluruh kawasan PT. Ratah Timber, baik areal produksi (Blok RKT Tahun 2021, 2020, 2019, 2018, 2017, 2016, 2015, dan 2014), areal lindung (Kawasan Konservasi In-Situ dan Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah Unit I Sungai Pariq, Kawasan Konservasi In-Situ dan Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah Unit II Sungai Titiq, Kawasan High Conservation Value Forest Sungai Benuang, Kawasan Koridor Satwa & Sumber Mata Air/SPAN, serta Kawasan Lindung Sempadan Sungai), maupun areal non-produksi (permukiman/camp & sepanjang jalan logging).

 PT. Ratah Timber telah berhasil mengidentifikasi mamalia sebanyak 57 spesies, satwa burung sebanyak 106 spesies, 30 spesies amphibi, 17 spesies reptil, dan 34 spesies ikan, bahkan berbagai kelompok serangga yang terdiri dari 34 morfospesies semut (famili Formicidae), 115 morfospesies kelompok Hymnoptera, 61 morfospesies kelompok Diptera, dan 178 morfospesies kelompok kumbang. Kondisi satwaliar di wilayah PT. Ratah Timber masih baik yang diindikasikan oleh beberapa hal, yaitu (1) jumlah spesies baru masih ditemukan dan memungkinkan masih dapat terus bertambah; (2) masih adanya penemuan-penemuan kembali berbagai spesies yang dilindungi, terancam punah, langka, jarang, dan endemik, serta penting bagi kepentingan konservasi satwaliar; (3) berbagai speises yang berperan sebagai keystone speciesumbrella species, dan indicator species masih ditemukan; (4) individu jantan dan betina, serta individu yang berumur muda dan anak masih ditemukan pada beberapa spesies yang tergolong pada poin 2 dan poin 3; serta (5) penemuan spesies-spesies pada kedua zona, baik zona/areal produksi maupun zona lindung. Dengan kata lain, kondisi hutan di wilayah PT. Ratah Timber pun juga dapat diindikasikan masih sehat dan baik terutama untuk areal/zona produksi yang juga telah menerapkan prinsip Reduce Impact Logging (RIL). Oleh karena itu, PT. Ratah Timber dapat dikatakan telah menerapkan prinsip pengelolaan hutan produksi yang lestari.

Dokumentasi :

 

Bangau Storm (Ciconia stormi) di pohon bengris Blok RKT 2019 (Endangered species, Spesies dilindungi, CITES Appendiks I)

 

Elang-Alap Jambul (Accipiter trivirgatus) sedang Memantau Mangsa dari stratum tengah (Spesies dilindungi, CITES Appendiks II)

 

Sepasang Tiong Emas (Gracula religiosa) sedang mencari lubang pohon untuk bersarang (Spesies dilindungi, CITES Appendiks II)

  

Kelompok kuntul kerbau (Bubulcus ibis) di wilayah logpond

 

Keluarga sempidan biru (Lophura ignita) di wilayah hutan HCVF Sungai Benuang (Near Threatened species)

 

Kuau Raja (Argusianus argus) di wilayah hutan HCVF Sungai Benuang (Vulnerable species, Spesies dilindungi, CITES Appendiks II)

 

Lutung Merah (Presbytis rubicunda) di Kawasan Konservasi In-Situ Sungai Pariq (Vulnerable species, Spesies dilindungi, CITES Appendiks II)

 

Lutung Dahi-Putih (Presbytis rubicunda) di Wilayah PT. Ratah Timber (Vulnerable species, Spesies dilindungi, CITES Appendiks II)

 

Monitoring melalui Pemasangan Camera Trap

 

 

 

 

 

 

 

 

Rencana Kerja Tahun (RKT) Tahun 2021

Written by Rahmat on .

 

 

PT Ratah Timber secara "Persetujuan Sendiri" telah menetapkan RKT Tahun 2021, sesuai Surat Keputusan Direktur Utama PT Ratah Timber Nomor : 128/RTC.S/D.2.d/ XII/2020  pada tanggal 30 Desember 2020.

 

Surat Keputusan RKT ini berlaku pada tanggal 1 Januari 2021 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2021.

 

Target tebangan tahunan seluas 1.972,23 Ha dengan volume tebangan maksimal sebesar 53.921,66 M3.

 

Target untuk Kelompok Meranti sebesar 53.785,93 M3, Kelompok Rimba Campuran sebesar 104,93 M3 dan Kelompok Kayu Indah sebesar 30,80 M3.

 

 Adapun lokasi RKT Tahun 2021 seperti peta di bawah.

 

 

 

RKU PHHK Berbasis IHMB Periode 2021-2030

Written by Rahmat on .

PT Ratah Timber telah memperoleh persetujuan Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam Pada Hutan Produksi Berbasis IHMB Periode Tahun 2021-2030, sesuai surat Keputusan Menteri Lingkungan hidup dan Kehutanan Nomor : SK.483/MenLHK-PHPL/UHP/HPL.1/2/2020 pada tanggal 5 Pebruari 2020.

Surat Keputusan RKU PHHK-HA Pada Hutan Produksi ini berlaku sejak tanggal 1 Januari 2021 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2030.

Etat luas Tahunan seluas 2.313 ha/tahun dan etat volume sebesar 189.525 m3/tahun serta JPT tahunan sebesar 106.134 m3/tahun.

Adapun lokasi RKUPHHK Periode Tahun 2021-2030 seperti Peta dibawah ini.