PEMANTAUAN/MONITORING SATWALIAR

Abstrak

Satwaliar merupakan komponen yang penting dalam menilai kondisi kesehatan suatu ekosistem hutan karena ekosistem hutan yang stabil mempunyai komposisi satwaliar yang juga stabil ataupun lengkap, baik menurut spesies/jenis, struktur, strata wilayah maupun keanekaragaman satwaliar. Apabila suatu ekosistem mempunyai strata hutan yang lengkap, maka keberadaan satwaliar juga akan ditemukan di seluruh strata hutan tersebut mulai dari satwaliar yang hidup di lantai hutan (terestrial) hingga di strata tajuk atas (arboreal).

Di samping itu, keberadaan satwaliar sangat penting bagi ekosistem hutan agar tidak terjadinya sindrom “empty forest” dan “ecologically dead”. Isu utama dari kejadian kepunahan satwaliar adalah kehilangan habitat (habitat loss) dan pemanfaatan yang berlebihan. Sementara itu, hutan produksi merupakan wilayah yang esensial bagi kegiatan konservasi satwaliar karena sebagian besar kawasan hutan di Indonesia merupakan hutan produksi dengan proporsi mencapai 57%. Upaya kesuksesan konservasi satwaliar sangat memerlukan kombinasi pendekatan antara pendekatan ekosistem dan pendekatan lansekap karena pergerakan satwaliar yang spesifik dan luas. Dengan demikian, hutan produksi dapat berperan sebagai koridor ekologi bagi satwaliar yang berada di kawasan sekitarnya seperti kawasan hutan lindung ataupun hutan konservasi, bahkan sebaliknya hutan produksi dapat menjadi habitat utama bagi satwaliar yang mempunyai koridor ekologi di kawasan sekitarnya seperti Areal Peruntukan Lain (APL) yang berpotensi menimbulkan konflik horizontal terhadap masyarakat.

Sebagai bentuk komitmen perusahaan, maka PBPH PT. Ratah Timber terus melakukan identifikasi dan monitoring terhadap fauna yang berada di dalam kawasan pengelolaan hingga Agustus 2022. Kegiatan monitoring dilakukan di seluruh kawasan PT. Ratah Timber, baik areal produksi (Blok RKT Tahun 2023, 2022, 2021, 2020, 2019, 2018, 2017, 2016, 2015, dan 2014), areal lindung (Kawasan Konservasi In-Situ dan Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah Unit I Sungai Pariq, Kawasan Konservasi In-Situ dan Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah Unit II Sungai Titiq, Kawasan High Conservation Value Forest Sungai Benuang, Kawasan Koridor Satwa & Sumber Mata Air/SPAN, serta Kawasan Lindung Sempadan Sungai), maupun areal non-produksi (permukiman/camp & sepanjang jalan logging).

PBPH PT. Ratah Timber telah berhasil mengidentifikasi mamalia sebanyak 58 spesies, satwa burung sebanyak 106 spesies, 30 spesies amphibi, 18 spesies reptil, dan 34 spesies ikan, bahkan berbagai kelompok serangga yang terdiri dari 34 morfospesies semut (famili Formicidae), 115 morfospesies kelompok Hymnoptera, 61 morfospesies kelompok Diptera, dan 178 morfospesies kelompok kumbang.